Japesda – Sebagian besar orang mungkin akan kebingungan setengah mati ketika disuruh menentukan jenis kelamin gurita. Padahal ternyata, mengidentifikasi jenis kelamin gurita tidak sesulit yang dibayangkan. Memang agak sedikit menantang karena dituntut lebih teliti. Namun, justru itulah yang membuat proses pengidentifikasi-an terasa asyik.
Selasa (13/8/2020) kemarin, anggota Perkumpulan Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) mendapat pelatihan bagaimana mengidentifikasi jenis kelamin gurita.


Pagi itu, lewat diskusi virtual, Blue Ventures menjelaskan ada tiga metode yang bisa dilakukan untuk mengetahui seekor gurita itu jantan atau betina: metode kaki, metode kepala dan metode kelenjar kelamin.
Metode yang relatif paling gampang adalah metode kaki. Gurita memiliki 8 tentakel atau lengan: 4 bagian tentakel kiri dan 4 bagian tentakel kanan. Langkah pertama, cari tentakel ke-3 di bagian kiri gurita. Telusuri dan periksa.


Jika ujungnya berbentuk runcing maka gurita tersebut jantan. Sebaliknya , jika tidak runcing, maka gurita itu betina. Selain itu, jika tentakel ke-3 tadi memiliki tabung saluran berwarna putih, berarti jantan, dan begitu juga sebaliknya.


Metode selanjutnya adalah metode kepala. Metode ini akan sedikit lebih sibuk dari sebelumnya, karena diharuskan melipat kepala gurita serta memperhatikan detil isinya. Biasanya setelah kepalanya dilipat atau dibalikkan, akan terlihat satu pembuluh yang menonjol dan berwarna putih. Jika selaputnya ada dua, berarti betina; jika hanya ada satu, berarti jantan.


Alternatif ke-3 dengan menggunakan metode kelenjar kelamin. Cara ini umumnya dipakai jika dua metode tadi menemui kebuntuan. Berbeda dengan metode kepala tadi yang hanya menentukan pembuluh. Pada metode ini, kepala gurita harus dikeluarkan secara hampir menyeluruh; jika memungkinkan diiris.


Setelah diiris, cari salah satu bagian yang berbentuk semacam empedu. Biasa disebut Gonad atau kelenjar kelamin. Periksa Gonad tersebut dan lihat ada berapa dan warna apa pembuluh-nya. Jika pembuluhnya satu dan berwarna putih, berarti jantan. Jika pembuluhnya dua dan berwarna kekuning-kuningan, berarti gurita itu betina.


Semua metode tadi tingkat keakurasiannya sama, meskipun dalam proses mengidentifikasi seringkali ada kekeliruan. Makanya dibutuhkan ketelitian penuh. Pertanyaanya, apa pentingnya mengetahui jenis kelamin gurita?
Penting untuk mengetahui jenis kelamin gurita, khususnya tangkapan para nelayan, agar bisa menjaga keseimbangan reproduksi gurita itu sendiri. Jika tidak terkontrol, spesies ini dapat terancam dan tergolong memiliki kerentanan tinggi hingga sangat tinggi secara lokal.
Gurita punya potensi besar untuk membantu perekonomian nelayan dan warga pesisir. Asalkan tetap memperhatikan kaidah perikanan berkelanjutan. Salah satunya dengan menjaga keseimbangan dan kestabilan reproduksi gurita, supaya populasinya tetap melimpah.


Jalipati Tuheteru, field staff Perkumpulan Japesda di Desa Uwedikan mengatakan bahwa pelatihan ini sangat berarti bagi dirinya. Sebagai pendamping para nelayan, khususnya nelayan gurita, menurutnya, dia memiliki kewajiban untuk mengetahui apa saja tentang gurita, untuk mengedukasi nelayan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan.
“Nanti sekarang baru saya tahu teknik (mengidentifikasi jenis kelamin gurita) ini. Tentu saja setelah ini saya akan mengimplementasikan-nya di lapangan, untuk mengedukasi nelayan. Penting untuk nelayan mengetahui hal ini serta dampak positif bagi keberlanjutan tangkapan mereka,” ujar Jali.
Sebagai sarjana perikanan, awalnya Jali mengira akan sulit untuk tahu jenis kelamin gurita. Karena bentuknya yang unik dan di beberapa pesisir belum banyak ditemui, atau belum menjadi komoditas utama.
“Asyik. Ternyata lebih gampang dari mengidentifikasi jodoh,” candanya.***